Breaking News
- Lembaga Konsultan Bantuan Hukum LKBH-ABAH Advokasi Abah Jaya Nusantara
- PEMBERITAHUAN REKONSTRUKSI KEPADA KETUA UMUM LKBH-ABAH
- REKONSTRUKSI 170
- BENDAHARA BPC PAI CJR
- SEKCAB II BPC PAI CJR
- SEKCAB I BPC PAI CJR
- KETUA BPC PAI CJR
- LOGO BPC PAI CIANJUR (PERKUMPULAN ADVOCATEN INDONESIA)
- SURAT KEPUTUSAN (SK) BPC PAI CIANJUR (PERKUMPULAN ADVOCATEN INDONESIA)
- Munas Perdana LKBH-ABAH Jaya Nusantara BALI
Semur, Aslinya dari Belanda
Berita Populer
- Usai Bertempur, Tentara Israel Hilang di Gaza
- Semur, Aslinya dari Belanda
- Soto Betawi H. Husein sangat enak sekali
- Surat dari Dokter Norwegia di Gaza
- Jokowi janji mati-matian bela Palestina
Berita Terkait
Jangan merasa tidak terima jika dikatakan bahwa semur adalah hidangan Belanda. Sebab, di balik semur memang ada riwayat nusantara, bukti bagaimana silang budaya terjadi antara Indonesia dan Eropa, demikian menurut ahli kajian budaya Dr phil Lily Tjahjandari.
Percaya tidak, Indonesia ternyata sudah meramu berbagai makanan dengan berbagai jenis rempah sejak abad pertama. Hal ini terjadi karena posisi Indonesia terletak di tengah jalur perdagangan dunia.
Kekayaan rempah Indonesia ini lalu mengundang berbagai bangsa untuk datang dan mengeksplorasi citarasa rempah. Diawali dengan kedatangan pedagang India pada abad 1-7, dan diikuti oleh pedagang China dan Arab. Perdagangan rempah kemudian membuka jalan ekspansi masif bangsa Eropa pada abad 16-19. Mereka menjelajah wilayah Indonesia untuk menemukan rempah-rempah, dan memulai terjadinya interaksi budaya kuliner antara Eropa dan Indonesia.
"Sebelumnya, penguat rasa makanan Eropa hanya terbatas pada tomat, ceri, bawang bombai, madu, atau wine," ungkap Lily, yang juga Manajer Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Orang Eropa lalu mendapatkan inspirasi untuk menggunakan berbagai rempah Asia untuk mengolah makanan Eropa.
Nah, ketika keahlian meramu bumbu khas Indonesia seperti lada, kayu manis, jahe, kemiri, cengkeh itu berpadu dengan teknik memasak bangsa Eropa, hadirlah hidangan unik seperti semur. Semur sendiri asalnya dari bahasa Belanda, smoor, yang artinya masakan daging yang direbus dengan tomat dan bawang secara perlahan.
"Ketika itu, orang Eropa yang bisa memasak dengan rempah-rempah dianggap sebagai kalangan aristokrat. Hidangan semur ini diterima dengan baik oleh lidah kaum priyayi Belanda, dan menjadi menu rijsttafel," kata Lily, saat talkshow bertema "Semur, Turu
Percaya tidak, Indonesia ternyata sudah meramu berbagai makanan dengan berbagai jenis rempah sejak abad pertama. Hal ini terjadi karena posisi Indonesia terletak di tengah jalur perdagangan dunia.
Kekayaan rempah Indonesia ini lalu mengundang berbagai bangsa untuk datang dan mengeksplorasi citarasa rempah. Diawali dengan kedatangan pedagang India pada abad 1-7, dan diikuti oleh pedagang China dan Arab. Perdagangan rempah kemudian membuka jalan ekspansi masif bangsa Eropa pada abad 16-19. Mereka menjelajah wilayah Indonesia untuk menemukan rempah-rempah, dan memulai terjadinya interaksi budaya kuliner antara Eropa dan Indonesia.
"Sebelumnya, penguat rasa makanan Eropa hanya terbatas pada tomat, ceri, bawang bombai, madu, atau wine," ungkap Lily, yang juga Manajer Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Orang Eropa lalu mendapatkan inspirasi untuk menggunakan berbagai rempah Asia untuk mengolah makanan Eropa.
Nah, ketika keahlian meramu bumbu khas Indonesia seperti lada, kayu manis, jahe, kemiri, cengkeh itu berpadu dengan teknik memasak bangsa Eropa, hadirlah hidangan unik seperti semur. Semur sendiri asalnya dari bahasa Belanda, smoor, yang artinya masakan daging yang direbus dengan tomat dan bawang secara perlahan.
"Ketika itu, orang Eropa yang bisa memasak dengan rempah-rempah dianggap sebagai kalangan aristokrat. Hidangan semur ini diterima dengan baik oleh lidah kaum priyayi Belanda, dan menjadi menu rijsttafel," kata Lily, saat talkshow bertema "Semur, Turu

Write a Facebook Comment
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook
View all comments